Putar arah ke titik Nol

Minggu, 17 Maret 2013

Titik nol-bisa dibilang saya meminjam Judul Buku terbaru Agustinus Wibowo- tapi ya mungkin ini istilah paling tepat untuk kehidupan saya. Tanpa pernah saya duga sebelumnya, akhirnya saya kembali berada di persimpangan, berhenti sejenak untuk memutuskan apa saya akan lanjutkan perjalanan yang sekarang, mengambil arah lain, atau memutar arah ke titik nol dan mengulang semuanya.

Mungkin tidak benar-benar dari NOL, karena ada perkembangan yang cukup berarti sebelum saya sampai di persimpangan ini. Tapi, bisa juga disebut NOL karena seharusnya saya tidak perlu merangkak lagi di jalan yang baru, benar-benar baru dan tidak saya kenal sama sekali. Tapi, ini perjalanan hidup yang terngah saya alami.

Perputaran arah ini secara umum terjadi pada kehidupan pribadi saya, baik karir atau cinta. Semuanya membaur dengan manis tanpa dapat saya pisahkan lagi.


Beruntung dalam perputaran kali ini, saya tidak perlu lagi kembali mencari Tuhan. Mencari sisi spiritualitas saya yang terdegradasi ke titik terendah. Hingga saya tidak percaya pada Tuhan.

Sekarang, Tuhan tetap ada. Saya makin mengenalnya-dengan cara saya sendiri. Lalu berada dalam kepasrahan Hamba terhadap jalan yang diberikan Tuhannya.

Saya harus berputar arah, sendirian. Saya mengumpulkan segenap keberanian untuk menanggung resiko yang akan datang. Karena, tanpa mencoba kita tidak akan tahu, tidak akan belajar dan tidak akan berubah.
Meskipun saya berputar, tapi tidak kembali ke titik nol yang sama, semua akan berbeda. Jika dulu saya melewati jalan A, B dan C, sekarang saya akan melewati Jalan X, Y, Z.

Tuhan sebenarnya hanya "menyenggol" zona nyaman saya, tapi hal ini membangunkan saya untuk berubah arah dan maju lebih cepat dan jauh dalam segala aspek kehidupan saya.

Semoga saya berjalan atas Ijin Nya.

"Dengan menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang"